Kamis, 06 Juni 2013

Sumber dan Media Pembelajaran IPS


1.      Sumber Media Pembelajaran Kontekstual dan Elektronik
Media Pembelajaran kontekstual IPS di SD
Dewasa ini media pendidikan memiliki peranan penting di dalam proses pembelajaran. Dunia pendidikan menuntut penggunaan media pendidikan dari yang sederhana sampai yang canggih.
Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran karena siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, misalnya lingkungan sekitar, buku literature, TV, surat kabar, majalah, dan jaringan internet.
Masalahnya sekarang apakah guru IPS sudah memanfaatkan berbagai media sebagai sumber pembelajaran secara efektif?
A.    PENGERTIAN MEDIA
Media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk mencapai sesuatu.
¨  Assosiation for Education and Communication Technology (AECT) mendifinisikan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk sesuatu proses penyaluran informasi.
¨  Sedangkan Education Assiciation (NEA) mendifinisikan media sebagai benda yang dapat di manipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
¨  Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst (1983) mendefinisikan media sebagai berikut:
“Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya”.
Husain Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya identik dengan peragaan.
Oemar Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Sedangkan media pengajaran menurut Kosasih Djahiri, 1978/1979 : 66 adalah segala alat bantu yang dapat memperlancar keberhasilan mengajar. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus selalu menghubungkan alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya.
B.     Pendekatan Kontekstual
Kontekstual diambil dari kata asalnya dalam Bahasa Inggris, yaitu contekstual yang berarti memiliki hubungan dengan konteks atau dalam konteks.
          Yang berkenaan, relefan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks
         Yang membawa maksud, makna, dan kepentingan (meaningful)
Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu, baik secara individu maupun kelompok.
Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota kelurga dan masyarakat.
  1. Pentingnya Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran.
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam ungkapan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan peserta didik.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahn ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain. Dengan layanan guru yang memadai melalui berbagai bentuk penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan antar siswa akan lebih harmonis.
b.      Pemikiran Tentang Belajar dalam Pendekatan Kontekstual
Dalam kegiatan pembelajaran, sorang guru memandang siswanya sebagai manusia yang memiliki potensi intelektual, sehingga peran guru tidak hanya memberikan informasi saja, melainkan harus membimbing siswanya agar berperan lebih aktif.
Melalui pendekatan pembelajaran yang demikian diharapkan siswa mendapatkan perubahan yang bermanfaat bagi dirinya sebagai hasil dari belajar. Sebagian besar guru melaksanakan proses belajar mengajar hanya untuk mentransfer pengalamannya pada siswa, hal tersebut terlihat disini masih banyak guru yang menggunakan metode ekspositori/ceramah.
Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut:
  1. Proses belajar
  2. Transfer belajar
  3. Siswa sebagai pembelajar
  4. Pentingnya lingkungan belajar
Banyak hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu:
  1. Real world Learning;
  2. Mengutamakan pengalaman nyata;
  3. Berpikir tingkat tinggi;
  4. Berpusat pada siswa;
  5. Siswa aktif, kritis, dan kreatif;
  6. Pengetahuan bermakna dalam kehidupan;
  7. Siswa praktik bukan menghapal;
  8. Learning bukan Teaching;
  9. Memecahkan masalah;
  10. Siswa “acting” dan guru yang mengarahkan;
Media Pembelajaran Elektronik
A. Fungsi Media
Penggunaan media dalam proses pembelajaran, menurut Basyaruddin Usman dan H. Asnawir, adalah:
  1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
  2. Media dapat mengatasi ruang kelas
  3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis
  6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
  7. Minat dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar
  8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkret sampai kepada sesuatu yang abstrak
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan media pengajaran adalah sebagai berikut:
  1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang manunggal (Integrated) denga proses atau sistem mengajar, bukan merupakan tambahan atau ekstra yang digunakan apabila waktu menizinkan atau kalau waktu senggang saja.
  2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber daripada data. Hal ini sangat dibutuhkan dalam metode inkuiri, problem solving, dan diskusi.
  3. Dalam penggunaan media pengajaran guru hendaknya memahami benar hirarki (sequance) daripada jenis alat dan kegunaannya. Berdasarkan konkret abstraknya gambar yang disajikan, kerucut Edgar Dale menggambarkan tingkatan-tingkatan pengalaman sebagai berikut:
¨  Pengalaman langsung bertujuan.
¨  Pengalaman tiruan.
¨  Pengalaman dramatisasi.
¨  Demonstrasi.
¨  Karya wisata.
¨  Pameran.
¨  Televisi.
¨  Gambar hidup atau film.
¨  Rekaman, radio, gambar tetap/diam; gambar.
¨  Lambang visual, seperti : bagan, grafik, peta.
¨  Lambang kata, seperti: membaca, mendengarkan, bicara.
  1. Dalam penggunaan media pengajaran hendaknya diuji kegunaannya, sebelum, selama, dan sesudah penggunaannya.
  2. Media pengajaran akan sangat efektif dan efisien penggunaannya apabila diorganisir secara sistematis, jadi jangan hanya asal menggunakan.
  3. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan akan memperlancar proses dan merangsang semangat belajar siswa. (Kosasih Djahiri, 1978/1979 : 66-68)
Menurut Oemar Hamalik ada 4 klasifikasi media pengajaran antara lain:
¨  Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya flimstrip, transparansi, micro projection, gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
¨  Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi elektrik, radio, rekaman pada tape recorder.
¨  Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya film, televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama).
¨  Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.
C.    Media Visual yang Diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua macam yaitu:
a.       Media Proyeksi yang Tidak Bergerak:
b.      Media Proyeksi yang Bergerak
1.      Film
Film dapat berupa visual saja, apabila film itu tanpa suara, dan dapat bersifat audio-visual, apabila film itu dengan suara.
2.      Film Loop (Loop-Film)
Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8mm atau 16mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus berulang-ulang selama tidak dimatikan. Karena tanpa suara (silent) maka guru harus memberi narasi (komentar) sendiri, sementara film terus berputar.
3.      Televisi
Sebagai seuatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan antara lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena dapat merupakan bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
4.      Video Tape Recorder (VTR)
Walaupun sebagaian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video tape akan menggantikan film, karena masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.

c.       Sistem Multi Media
Sistem multi media adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multi media.
Masing-masing media dalam sistem media ini dirancang untuk saling melengkapi, sehingga secara keseluruhan, media yang dipergunakan akan lebih besar peranannya daripada sekedar penjumlahan dari masing-masing media.

Satu perangkat (kit) multi media adalah suatu gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) itu dapat mencakup slide, film rangkaian, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja, chart, model dan benda sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar