Kamis, 30 Mei 2013

HAKIKAT KONSEP DASAR IPS


                   
IPS merupakan studi yang mempelajari tentang masyarakat atau manusia, dan merupakan ilmu pengetahuan sosial yang diambil dari ilmu sosial. Ada tiga istilah yang termasuk bidang pengetahuan sosial yang terkadang membuat kita bingung dengan istilah – istilah ini yaitu ilmu sosial ( Social Sciences ), studi sosial ( Social Studies ), dan ilmu pengetahuan sosial ( IPS ). IPS itu  bukanlah merupakan bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis tetapi merupakan bidang pengkajian tentang masalah atau gejala sosial. Selain itu IPS juga sering disebut istilah – istilah ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, antrofologi sosial, antropologi pendidikan yang dipelajari oleh peserta didik ( siswa ) di tingkat dasar ( SD ) dan menengah.
Social Education dan social learning merupakan istilah IPS yang digunakan pada jaman dahulu tetapi dengan bergantinya berbagai perundang – undangan maka dua istilah ini diganti dengan istilah IPS. Dimana social education dan social learning ini lebih menitikberatkan pada pengalaman peserta didik disekolah yang dianggap lebih membantu peserta didik untuk mampu beradaptasi atau bergaul dengan dimasyarakat. Dalam pengkajiannya IPS menggunakan bidang – bidang keilmuan yang termasuk bidang – bidang ilmu sosial. Penerapan disekolah tentang IPS sering dipraktekan sebagai ilmu – ilmu sosial, padahal antara IPS dan IIS mempunyai perbedaan yang mendasar tetapi keduanya tidak bisa dipisahkan karena saling berhubungan.
IPS tidak menitikberatkan kepada bidang – bidang teoritis tetapi lebih pada bidang praktis dalam mempelajari masalah – masalah sosial ataupun gejala sosial yang terdapat dilingkungan masyarakat. Begitupun studi sosial tidak terlalu akademis namun merupakan pengetahuan praktis yang dapat diajarkan ditingkat persekolahan mulai dari SD samapai perguruan tinggi. Tanpa kita sadari kita sudah mempelajari studi sosial dari pengalaman – pengalaman kita sehari – hari baik itu melalui TV ataupun dilingkungan sekitar. Pendidikan IPS berbeda dengan IIS dimana IPS itu menggunakan pendekatan Interdisipliner ( kajian bidang tertentu atau hanya satu ilmu saja ) dan Multidisipliner ( penggabungan dari bidang – bidang tertentu ) dengan menggunakan bidang – bidang keilmuan. Pendekatan IIS bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing – masing. Sedangkan pendekatan studi sosial bersifat multidimensional yaitu melihat satu masalah sosial dari berbagai aspek kehidupan.
Pada hakikatnya IPS merupakan perpaduan pengetahuan sosial. Misalnya di tingkat SD perpaduannya antara sejarah dan geografi, SMP perpaduannya antara sejarah, geografi dan ekonomi koperasi, sedangkan di SMA perpaduannya antara sejara, geografi, ekonomi koperasi, dan antropologi. Dan di perguruan tinggi IPS ini dikensl dengan studi sosial dimana IPS dan Studi sosial merupakan perpaduan berbagai keilmuan ilmu sosial. Jadi IPS merupakan penyederhanaan dan penyaringan terhadap IIS yang penyajian di persekolahan disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi tersebut.
Bentuk pembelajaran IPS ini berupa konsep – konsep dan kenyataan yang ada ( fakta ) yang dapat dipahami dan dipecahkan yang berkaitan dengan masalah – masalah soial. Contoh : dalam Geografi “ PENEBANGN HUTAN” maka akan terjadilah kerusakan alam yang tidak hanya kerusakan geografi saja tetapi yang lainnya juga menjadi tidak stabil / seimbang baik secara ekonomi maupun sosial kemsyarakatan / sosial budaya. Pada proses pembelajaran IPS ini dilakukan secara bertahap dan berkisinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik. Selain itu keanekaragaman pembelajarannya juga harus disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Adapun secara formal proses pembelajaran dan membelajarkan yaitu terjadi di sekolah baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga peserta didik dibelajarkan pada kehidupan yang sesungguhnya.

B.     KARAKTERISTIK KONSEP DASAR IPS
IPS mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan karakteristik IIS, walaupun seperti itu keberadaan IIS tidak bisa dipisahkan dengan IPS karena konsep – konsep IIS merupakan sumber pengembangan materi pembelajaran IPS. Aspek kehidupan yang kita jalani baik itu hubungan sosial, ekonomi, sejarah ataupun politik itu semua bersumber dari masyarakat, maka dari itu masyarakat menjadi sumber utama dari IPS.
Sumber pembelajaran atau materi IPS dapat diperoleh dari berbagai cara baik itu dari buku, cerita, pemberitaan, surat kabar, TV, atau berkenaan langsung dengan kehidupan masyarakat setempat. Maka dari sumber – sumber itu dapat diperoleh berbagai pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan sosial dan nilai – nilai yang bermakna dalam kehidupan peserta didik.
Karakteristik IPS yaitu bagaimana kita sebagai pendidik memberikan berbagai pengertian yang mendasar yang harus dimiliki oleh peserta didik, melatih berbagai keterampilan yang harus selalu dikembangkan melalu pendidikan IPS ini, serta mengembangkan atau membentuk moral yang dibutuhkan oleh peserta didik. Karakteristik IPS ini ditentukan oleh jenjang pendidikan peserta didik atau usia peserta didik. Adapun pada hakikatnya karakteristik IPS itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu Interdisipliner dan Multidisipliner. Dimana interdisipliner dapat ditijau dari rumpun – rumpun IPS seperti ekonomi,sosial, sejarah, geografi, antropologi dll, dalam artian hanya menggunakan satu ilmu saja. Sedangkan multidisipliner itu merupakan penggabungan dari semua disiplin – disiplin ilmu IPS dimana penggabungannya itu saling berkaitan. Misalnya pembelajaran di SD tentang Global Worming, masalah tersebut bisa dilihat dari geografinya, ekonomi, sosial dll.
Untuk mengetahui pencapaian dan pemahaman peserta didik setelah mengikuti pembelajaran IPS maka harus diadakan evaluasi secara terus – menerus sesuai dengan proses pembelajarannya. Karena dengan diadakannya evaluasi ini kita sebagai pendidik akan mengetahui apakah kompetensi yang telah ditetapkan atau tujuan pembelajaran tersebut sudah tercapai atau belum. Selain itu evaluasi pembelajaran IPS ini harus berdasarkan asas- asas evaluasi yang meliputi asas kompherensif, asas objektif dan asas kontuinitas atau berkesinambungan. Dan evaluasi juga harus meliputi berbagai aspek yaitu aspek kognitif, apektif dan psikomotor.

1 komentar: