Kamis, 13 Juni 2013

KELUARGA


Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga
a)      Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
b)      Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja.
c)      Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan.
d)     Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah tangga dengan keluarga inti.
Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, bibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
Ø  Keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih atau inti anak laki-laki maupun anak perempuan
Ø  Keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelakI.
Ø  Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih atau inti anak-anak perempuan
Ciri-ciri Keluarga
1.      Ciri-ciri Umum Keluarga Menurut Mac Iver dan Page dalam Khairuddin (1997:6) ciri-ciri umum keluarga adalah sebagai berikut:
a.       Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b.      Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
c.       Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
d.      Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e.       Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok keluarga.
2.      Ciri-ciri Khusus Keluarga Menurut Khairuddin (1997:7) ciri-ciri khusus keluarga adalah:
a.       Kebersamaan
b.      Dasar-dasar emosional
c.        Pengaruh perkembangan
d.      Ukuran yang terbatas
e.       Posisi inti dalam struktur social
f.       Tanggung jawab para anggota
g.      Aturan kemasyarakatan
Lembaga Keluarga
Ciri-Ciri Keluarga :
Keluarga umumnya bersifat universal, artinya yang namanya keluarga itu dimana-mana sama, yang mempunyai tugas antara lain :
1.      Mengontrol hubungan kelamin, dan tempat kelahiran bagi anak-anak yang sah.
2.      Kingsley Davis, dalam bukunya “Human Society” (1969) menyebutkan bahwa fungsi keluarga antara lain adalah reproduksi (mengatur keturunan), mengatur sistem penggantian, mendidik balita.
Tipe Keluarga :
1.      Keluarga dapat diklasifikasikan secara luas dalam hubungannya dengan pola hubungan keluarga.
Ø  Keluarga Konjugal (Conjugal Family) atau keluarga kecil (nuclear family) yakni keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak-anaknya.
Ø  Keluarga Konsanguini (Consanguine Family) atau sering disebut keluarga besar (exstended family), yakni keluarga yang didasarkan atas hubungan darah (kakek-nenek, paman, keponakan, ).
Umumnya dalam setiap masyarakat berlaku kedua sistem kekeluargaan tersebut.
2.      Keluarga dapat juga digolongkan menurut bentuk perkawinannya.
Ø  Monogami (monogamy) yakni sistem kekeluargaan yang didasarkan pada satu suami satu istri.
Ø  Poligami (poligamy) yakni sistem kekeluargaan dimana seorang suami dapat mempunyai lebih dari satu istri atau sebaliknya. Kalau seorang suami mempunyai lebih dari satu istri disebut polyginy. Kalau seorang istri mempunyai lebih dari satu suami disebut polyandry.
Ø  Senogami (cenogamy) yakni sistem kekeluargaan yang membolehkan suami istri mempunyai lebih dari satu istri atau suami.
3.      Disamping sistem perkawinan, keluarga dapat juga dibedakan menurut tata cara pemilihan calon suamiatau istri.
Ø  Endogami (Endogamy) menentukan bahwa seseorang harus memilih calon suami atau istri dalam kelompoknya sendiri.
Ø  Eksogami (Exogamy) menentukan bahwa seseorang harus memilih calon suami atau istri dari luarkelompoknya sendiri.

4.      Keluarga juga digambarkan menurut sumber otoritasnya.
Ø  Keluarga patriarkal (patriarchal) ditandai dengan kekuasaan dipihak laki-laki.
Ø  Keluarga matriarkal (matriarchal) ditandai dengan kekuasaan dipihak wanita.
Ø  Equalitarian adalah sistem kekeluargaan yang membagi kekuasaan sama antara laki-laki dan wanita.
5.      Turunan juga merupakan basis untuk membedakan sistem kekeluargaan.
Ø  Patrilineal adalah sistem kekeluargaan yang mengaitkan dengan garis turunan laki-laki.
Ø  Matrilineal adalah sistem kekeluargaan yang mengaitkan dengan garis turunan perempuan.
Ø  Bilateral adalah sistem kekeluargaan yang mengikat hubungan baik melalui garis turunan laki-laki atau perempuan.
6.      Tempat tinggal dapat juga dipakai untuk membedakan sistem kekeluargaan.
Ø  Keluarga Patrilocal, menggambarkan keadaan dimana pasangan bertempat tinggal pada keluarga atau desa tempat asal suami.
Ø  Keluarga Matrilocal, menggambarkan keadaan dimana pasangan bertempat tinggal pada keluarga atau desa tempat asal istri.
Ø  Keluarga Neolocal, menggambarkan keadaan dimana pasangan tinggal ditempat yang masih baru (tidak di desa keluarga laki-laki atau perempuan).
Disamping klasifikasi yang disebutkan di atas para ahli sosiologi juga membedakan dua konsep-konsep yang berorientasi pada perkawinan (family of procreation) yakni keluarga yang terbentuk dari suatu perkawinan dan diakhiri bila salah satu diantaranya meninggal; dan keluarga yang berorientasi pada kelahiran dan sosialisasi (family orientation) yakni keluarga tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan dan biasanya ikatannya terus menerus sepanjang masa kehidupannya.
Fungsi Keluarga
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya.Keberfungsian sosial keluarga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan,
serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya, dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya. Kemampuan berfungsi sosial secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
Pada dasarnya keluarga yang terbentuk dalam suatu masyarakat mempunyai fungsi yang  jelas. Keluarga terbentuk dari ikatan pertemuan antara seorang laki-laki dan perempuan yang pada akhirnya akan hidup dalam satu atap yaitu rumah tangga keluarga. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
a.        Fungsi biologis
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologis orang tua adalah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat.
b.      Fungsi afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan.
c.       Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menujuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi ini anak akan mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai di kehidupan masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya (Khairuddin 1997:48).
d.      Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,  pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
e.       Fungsi Agama
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
Pengertian keluarga juga dapat dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak mereka. Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT, keluarga komplek, atau keluarga Indonesia. (Munandar, 1985).
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.

Penilaian dan Pengajaran Keterampilan Abad 21


Keterampilan Belajar Abad 21 Untuk Melatih Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Melalui Sistem Pembelajaran Berbasis ICT (Information and Communication Technology)
Abad 21 yang dikenal semua orang sebagai abad pengetahuan yang merupakan landasan utama dari segala aspek kehidupan. Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi komunikasi, dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan.
Kemampuan menghubungkan ilmu dengan dunia nyata dilakukan dengan mengajak siswa melihat kehidupan dalam dunia nyata. Memaknai setiap materi ajar terhadap penerapan dalam kehidupan penting untuk mendorong motivasi belajar siswa. Secara khusus pada dunia pendidikan dasar yang relatif masih berpikir konkrit, kemampuan guru menghubungkan setiap materi ajar dengan kehidupan nyata akan meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. (Patrick Griffin & Barry McGaw. 2012) Untuk memasuki New world of work pada abad 21, 
Keterampilan belajar abad 21 mempunyai ciri:
1.      Critical thinking and problem solving.
2.      Creativity and innovation.
3.      Collaboration, teamwork, and leadership.
4.      Cross-cultural understanding, communications, information, and media literacy.
5.      Computing and ICT literacy.
6.      Career and learning self-reliance.
Ada 4 kategori keterampilan yang diperlukan pada abad 21 diantaranya sebagai berikut :
1.      Ways of thinking (Cara berpikir); Kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan belajar.
2.      Ways of working (Cara kerja dan Komunikasi); Kolaborasi dan Komunikasi (communication).
3.      Tools for working (Alat untuk bekerja); Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan informasi literasi.
4.      Skills for living in the world (Keterampilan untuk hidup di dunia); Kewarganegaraan - lokal dan global (citizenship – local and global), Kehidupan dan karier (life and career), Personal dan tanggung jawab sosial-budaya, termasuk kesadaran dan kompetensi (personal and social responcibility, including cultural awarness and competence).
Beberapa karakter belajar yang diperlukan di abad ke-21, yaitu :
1.      Communication. Pada karakter ini, siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia.
2.      Collaboration. Pada karakter ini, siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda.
3.      Critical Thinking and Problem Solving. Pada karakter ini, siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem.
4.      Creativity and Innovation. Pada karakter ini, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Bentuk pembelajaran berbasis ICT memberikan manfaat bagi para guru diantaranya sebagai berikut : 
1.      Memperoleh materi pembelajaran dengan akses lebih mudah. Guru dalam melakukan persiapan mengajar akan lebih ringan karena guru dapat langsung menyeleksi, menyalin dan mengedit materi yang akan disajikan;
2.      Meningkatkan kompetensi pedagogik pendidik, salah satunya kreativitas serta inovasi mengembangkan konten pembelajaran;
3.      Guru dapat menyusun materi sesuai dengan kebutuhan peseta didik akan kehidupan nyata;
4.      Meningkatkan komunikasi interaktif dengan para peserta didik tanpa batas ruang dan waktu.
Peran Standar Evaluasi dalam Pengembangan Keterampilan Abad 21
Standarisasi berbasis evaluasi memberikan bukti empiris untuk menilai kinerja dan dapat melayani berbagai pengambilan keputusan demi mencapai tujuan (akuntabilitas, seleksi, penempatan, evaluasi, diagnosis, atau perbaikan), evaluasi yang telah dilakukan di masa lalu seperti telah menemukan efek yang cukup seragam, yaitu :
1.      Evaluasi menjadi prioritas kurikulum dan pengajaran, sandaran visibilitas berfungsi untuk memfokuskan standar isi pendidikan.
2.      Guru cenderung menggunakan pendekatan model pedagogis high visibility yang bergantung pada tes.
3.      Instruksi yang telah digunakan lebih menekankan keterampilan kognitif tingkat rendah.
4.      Pengembang kurikulum khususnya untuk kepentingan komersial, menanggapi tes penting dengan memodifikasi buku yang ada dan bahan ajar lainnya atau pengembangan dan pemasaran buku-buku baru.
5.      Sekolah dan guru terlalu fokus pada aspek-aspek yang akan diujiankan bukan pada apa yang menjadi standar atau tujuan pembelajaran.
6.      Evaluasi lebih difokuskan pada tes bukan pembelajaran yang mendasarinya.
7.      Pembelajaran instruksional diarahkan pada tes, sekolah memberikan para siswa berbagai jenis tes mulai dari kegiatan ujian “komersial”, kelas khusus, pekerjaan rumah, dan lain-lain.
8.      Desain dan pengembangan evaluasi harus menyatukan dasar penelitian yang kaya ada pada proses siswa belajar dan bagaimana itu berkembang untuk menghasilkan generasi baru.
Seperti di ungkapkan dalam diskusi pendidikan di Amerika Serikat sebagai berikut : setiap penilaian bertumpu pada tiga pilar: model bagaimana siswa merepresentasikan pengetahuan dan mengembangkan kompetensi dalam domain materi pelajaran, tugas atau situasi yang memungkinkan seseorang untuk mengamati kinerja siswa, dan metode interpretasi untuk menarik kesimpulan dari bukti-bukti kinerja yang diperoleh (Pellegrino et al. 2001: 2 dalam Griffin, Mc Gaw, 2012: 22).
Bagan Integrated Assesmen System
Mengadopsi model pembaruan evaluasi, bagan Integrated Assesment System dimaksudkan untuk mengkomunikasikan bahwa evaluasi berkualitas mulai digagas dan berakhir dengan tujuan yang jelas untuk kebermaknaan siswa dalam belajar. Link interpretasi memperkuat gagasan bahwa tanggapan dari tugas penilaian harus secara khusus dianalisis dan disintesis dengan cara mengungkapkan dan mendukung kesimpulan valid yang terhubung pada tujuan penggunaan hasil evaluasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan standar evaluasi abad ke 21 adalah sebagai berikut :
1.      Disejajarkan dengan perkembangan signifikan yang menjadi tujuan keterampilan abad dua puluh satu.
2.      Memungkinkan sistem adaptasi pada kemungkinan yang tidak dapat diprediksi.
3.      Sebagian besar evaluasi berbasis kinerja.
4.      Tambahkan nilai dalam proses belajar mengajar.
5.      Membuat pemikiran siswa terbuka.
6.      Bersikap adil.
7.      Data penilaian harus memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan dalam pembentukan untuk pengambilan keputusan.
8.      Berorientasi pada tujuan pembelajaran.
9.      Validitas tujuan
10.  Menghasilkan informasi yang dapat ditindaklanjuti dan memberikan umpan balik yang produktif dan bermanfaat untuk semua pengguna yang dimaksudkan.
11.  Menyediakan umpan balik yang produktif.
12.  Membangun kapasitas untuk pendidik dan siswa.
13.  Menjadi bagian dari sistem yang komprehensif. 
Alternatif yang ditawarkan dalam evaluasi keterampilan abad 21 yaitu dengan menggunakan sistem evaluasi berbasis ICT



Bagan tersebut menyediakan representasi antara dua tujuan evaluasi secara bersama-sama yaitu keuntungan efisiensi usaha versus keuntungan transformasi pendidikan. Semakin rendah kuadran kiri mewakili penilaian tradisional, biasanya berbasis tes tulisan dan serupa dari tahun ke tahun, penilaian sekolah kebanyakan dan perguruan tinggi berbasis jenis ini. Bergerak dari kiri bawah ke kuadran kanan bawah merupakan strategi migrasi yang penilaian berbasis tes yang mulai berubah ke lingkungan berbasis lingkungan. Pengiriman lebih efisien, tetapi penilaian secara kualitatif tidak berubah. Sebaliknya, pindah ke kuadran kanan atas merupakan strategi transformasional di mana teknologi yang digunakan untuk mendukung penilaian inovatif yang dirancang untuk mempengaruhi (atau minimal untuk mencerminkan) inovasi dalam desain kurikulum dan pembelajaran. 

Referensi : Powerpoint tentang "Penilaian dan Pengajaran Keterampilan Abad 21" dari bapak Ibnu Hurri, H. S.sos



ANALISIS PERBEDAAN KTSP DAN KURIKULUM 2013

Anda ingin Tahu perbedaan dari KTSP dan Kurikulum 2013, Khususnya untuk mata pelajaran IPS di SD? disini saya mempunyai contoh analisis mengenai KTSP dan Kurikulum 2013. ini merupakan tugas kelompok mata Kuliah Pendidikan IPS SD 2. Bagi temen - temen yang penasaran dengan perbedaan dari KTSP dan Kurikulum 2013, silahkan mengunduhnya.. tapi ingat ya teman Sertakan Link saya sebagai referensinya... 
untuk lebih jelasnya silahkan ikuti petunjuk dibawah ini :
1. Cover (Download )
2. kata pengantar (Download)
3. Daftar Isi (Download)
4. BAB 123 (Download)

JURNAL PENELITIAN

Bagi kalian yang merasa kesulitan dalam membuat jurnal penelitian, disini saya mempunyai contoh jurnal penelitian. Awalnya saya juga merasa kesulitan dalam membuat jurnal penelitian ini, karena ini merupakan tugas pembuatan jurnal penelitian untuk yang pertama kalinya bagi saya. saya mengerjakan tugas ini ketika saya Semester 3. dan untungnya tugas ini merupakan tugas kelompok sehingga kami dapat bertukar pikiran dalam mengerjakan tugas ini. 
Jurnal penelitian yang kami susun yaitu : "Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Bahasa Sunda diKalangan Pelajar SMP" ( Studi Kasus : Siswa siswi SMPN 1 dan SMPN 5 Kota Sukabumi )
Teman -teman bisa mengunduhnya secara lengkap TAPI INGAT SERTAKAN LINK SAYA ya....
1. Cover (Download)
2. Daftar Isi (Download)
3. Kata Pengantar (Download)
4. Pembahasan ( Download )




Senin, 10 Juni 2013

Model Pembelajaran IPS



Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran IPS
Model Pembelajaran IPS ialah sebagai desain pembelajaran inkuiri (inquiry approach). Yaitu sebagai sebuah metode mengajar yang berorientasi pada latihan meneliti dan mempertanyakan, istilah ini sejajar dengan metode pemecahan masalah, berfikir reflektif dan atau “discovery” (Hagen, 1969)
Welton dan Mallan (1988) membandingkan istilah “inquiry” dengan metode pemecahan masalah (problem solving) dan bahkan dengan hapalan/memori sebagai suatu perilaku dan proses. Dalam konteks ini, masalah atau untuk memproses informasi.
Beyer (1971) menyatakan bahwa “inquiry is one way of knowing” –suatu cara untuk mengetahui lebih lanjut, apabila orang terkait dalam proses investigasi, berusaha menjawab pertanyaan, dan berusaha memecahkan masalah secara berkelanjutan, maka orang-orang ini telah melakukan proses inkuiri.
Jhon Dewey (1859-1952) menyatakan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pengajaran telah menjadi obsesi. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam proses belajar-mengajar dipersekolahan.
Menurut para ahli, pendekatan inkuiri merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas. Pendekatan ini cukup ampuh karena proses belajar lebih terpusat kepada siswa (student-centred instruction) daripada kepada guru (teacher-centred instruction).
Wesley (1950) menyatakan bahwa guru yang baik haruslah memiliki metode yang baik, dan guru yang terbaik ditentukan oleh metode yang dikuasainya. Lebih jauh, Wesley menyatakan bahwa metode yang baik memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa.
Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dalam IPS dengan menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Namun tujuan utama inkuiri sosial menurutnya adalah untuk membangun teori. Teori dapat digunakan untuk memamhami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah-sosial
A.    Memilih Konsep-Konsep Dasar IPS
Nasution (1975), berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungansosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi, sosial.
Selain itu dipilih materi pelajaran yang sesuai baik di tinjau dari sudut kedewasaan anak didik maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis anak didik.
Kosasih Djahiri (1978/1979) dalam memilih konsep yang harus dikemukakan adalah :
  1. Penuhilah kebutuhan anak sebagai manusia muda yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan.
  2. Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS membina pengembangan aspek.
  3. Pengembangan dan pembinaan personal
1.      Penuhilah kebutuhan anak sebagai manusia muda yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan.
¨  Pemiliharaan fisik dan mental yang sehat.
¨  Pengakuan hak dan kewajibannya sebagai manusia, warga masyarakat dan warga negara Indonesia yang Pancasilais.
¨  Bimbingan tentang berbagai jenis dana cara okupasi (pekerjaan) bagi kehidupan yang layak dan baik (agar berdikari).
¨  Bimbingan untuk berfungsi sebagai warga keluarga yang baik serta sebagai calon pemimpin keluarga yang harmonis bahagia.
¨  Bimbingan sebagai konsumen yang cerdik dan ekonomis.
¨  Bimbingan dalam berapresiasi seni dan budaya milik kepribadian Indonesia.
¨  Bimbingan hidup kooperatif dalam kelompok dan masyarakat.
¨  Pengembangan cinta bangsa, tanah air dan kemerdekaan Indonesia.
¨  Bimbingan cara kerja dan penelaah/penelitian yang bersifat ilmiah (kearah selfhelp dalam kehidupan kelak).
¨  Berbuat sebagai anggota masyarakat yang berguna/bermanfaat.
2.      Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS membina pengembangan aspek.
A.    Peningkatan kesadaran dan kemampuan diri pribadi dalam :
¨  Kewaspadaan diri, sensitifitas dan sikap inkuiri.
¨  Keterampilan dalam berinformasi, berfikir kritis, dan menyatakan pendapat.
¨  Hak dan tanggung jawab dirinya serta kehidupan masyarakat.
¨  Sebagai warga maupun sebagai pimpinan.

B.     Peningkatan dirinya sebagai warga negara yang mahir dalam melakukan hubungan sosial, antara lain:
¨  Bagaimana hidup selaras, tepa salira, toleran, bergotong royong, kekeluargaan dan lain-lain.
¨  Bagaimana meningkatkan rasa tanggung jawab dan kecintaan terhadap nusa bangsa, kekayaan dan potensi alam Indonesia dan lain-lain.
¨  Bagaimana cara dia membuat sesuatu keputusan yang baik dan penuh tanggung jawab.
3.      Pengembangan dan pembinaan personal
¨  Pertambahan penduduk yang tinggi.
¨  Makin menurunnya sumber daya alam.
¨  Menurunnya produksi kebutuhan hidup manusia.
¨  Peningkatan teknologi dan ilmu.
¨  Meningkatnya urbanisasi.
¨  Meningkatnya polusi.

Referensi : Bapak Ibnu Hurri, S.sos.