Kamis, 06 Juni 2013

BAHAN AJAR KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH



A.    Materi: 1.  Pengertian Sejarah
  2.  Tujuan Pendidikan Sejarah
  3.  Landasan Pendidikan Sejarah
  4.  Tugas Sejarah Berkaitan dengan Waktu
  5.  Pendidikan Karakter dan Budaya

B.     Uraian Materi :

KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH

1.      Pengertian Sejarah
Berbicara mengenai sejarah pandangan kita tidak akan terlepas dari Peristiwa masa lampau.  Sejarah merupakan pengetahuan penting dalam kehidupan suatu bangsa.  Dengan mempelajari sejarah dapat menggambaran kehidupan pada masa lalu.  Atau mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lampau.      
            Berikut peran sejarah pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang :

Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab yakni, Syajara yang artinya terjadi.  Sedangkan, Syajaratun artinya pohon kayu yang terus menerus tumbuh dari bumi ke udara, yang mempunyai bagian cabang, batang, dahan, daun, bunga, serta buah.
Menurut Muhammad Yamin, di dalam kata syajara tersirat makna pertumbuhan atau kejadian. Secara etimologis makna sejarah adalah tumbuh, hidup, berkembang, dan bergerak terus menerus dan akan berjalan terus sepanjang masa. 
Selain kata sejarah, dalam bahasa Arab terdapat kata-kata yang artinya hampir sama yaitu kata "silsilah" yang pada umumnya menunjuk pada keluarga. Misalnya, prasasti Kedu menceritakan silsilah raja-raja Mataram Kuno (Hindu). Kemudian, kata "kisah" yang dalam bahasa Arab merujuk pada masa lampau yang merupakan cerita kejadian yang benar-benar terjadi, misalnya kisah Nabi Nuh dengan perahunya. 
Dalam bahasa yang lain, misalnya bahasa Belanda, yaitu "geschiedenis" (dari kata geschieden yang artinya terjadi). Dalam bahasa Jerman yaitu kata "geschiechte" (dari kata geschiehen yang berarti terjadi. Dalam bahasa Inggris yaitu kata "history" (berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti apa yang diketahui karena penyelidikan) atau mengandung arti belajar dengan cara bertanya. 
Menurut Aristoteles, seorang filsuf yunani, kata historia berarti penelaahan secara sistematis mengenai seperangkat gejala alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. 
            Berdasarkan pengertian sejarah secara etimologis tersebut, maka banyak ahli-ahli sejarawan yang mendefinisikan sejarah sebagai berikut:
  1. Herodotus (484-425 SM )
Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis langkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
Herodotus dikenal sebagai sejarawan pertama dunia berkebangsaan yunani. Oleh karena itu ia mendapat julukan The father of  history atau  Bapak Ilmu Sejarah. 
  1. Ibnu khaldum (1332-1406 )
Dalam bukunya berjudul mukaddimah, ia mendefenisikan sejarah adalah “catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu sendiri.


  1. Menurut Ismaun
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal sampai sekarang yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat masa sekarang serta sebagai arah cita-cita masa depan.
  1. Menurut Yamin
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang pada umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil dari penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda lain.
  1. Menurut James Bank
Sejarah adalah semua peristiwa masa lampau, di mana sejarah sebagai kenyataan.  Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. 
  1. Purwadinata
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Sejarah mengandung tiga pengertian :
1.      Sejarah sebagai silsilah/asal usul
2.      Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar benar terjadi pada masa lampau
3.      Sejarah berarti ;Ilmu pengetahuan,cerita pelajaran tentang kejadian di sekitar kita
  1. Muhammad  ali
Dalam bukunya yang berjudul pengantar ilmu sejarah, ia menjelaskan definisi sejarah sebagai berikut;
1.      Jumlah perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa kenyataan di sekitar kita
2.      Cerita tentang perubahan, kejadian, atau peristiwa kenyataan di sekitar kita
3.      Ilmu yang bertugas menyelidiki perubaan-perubahan, kejadian-kejadian, atau peristiwa kenyataan di sekitar kita

Berdasarkan beberapa pengertian para ahli tersebut, maka pengertian sejarah dapat disimpulkan secara umum sebagai berikut :
1.      Peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai mkhluk sosial.
2.      Cerita, kisah, catatan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi masa lampau yang di susun berdasarkan peninggalan atau sumber sumber sejarah
3.      Ilmu yang mempelajari peristiwa yang benar benar terjadi pada masa lampau.

SIFAT DAN SPESIFIKASI SEJARAH DI BANDING ILMU LAINYA :
1.      Masa lampau yang dilukiskan secara urutan waktu atau kronologis
2.      Ada hubungan sebab akibat atau kausalitas
3.      Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau masa kini dan masa yang akan datang (tiga dimensi)
4.      Kebenaran sejarah sifatnya sementara (merupakan hipotesis yang akan gugur) apabila ditemukan data pembuktian yang baru.

CIRI UTAMA SEJARAH
  1. Peristiwa yang abadi : Suatu peristiwa yang abadi, karena peristiwa tersebut tidak pernah berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
  2. Peristiwa yang unik : Peristiwa yang unik karena hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya
  3. Peristiwa yang penting : Peristiwa yang penting karena dapat dijadikan momentum, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

Sumber-sumber Sejarah
  1. Sumber lisan : Keterangan langsung dari para pelaku/saksi dari peristiwa masa lampau. Misalnya, pejuang ’45 menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada orang lain.
  2. Sumber tertulis : Sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis. Misalnya, prasasti, dokumen, naskah, dan rekaman.
  3. Sumber benda : Sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan benda-benda kebudayaan. Misalnya, alat-alat budaya (kapak,gerabah,perhiasan,dan manik-manik).
1.      Tujuan Pendidikan Sejarah
Tujuan pendidikan Sejarah itu sendiri sama halnya seperti kita mempelajari IPS, yakni:
v  Memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu peristiwa atau kejadian
v  Memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif
v  Memiliki kemampuan berkomunikasi
v  Memiliki kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan mengkomunikasikan informasi
v  Memelihara atau melestarikan (preservasi) masa lalu, baik cerita atau peninggalannya
v  Menumbuhkan semangat kebangsaan, rasa ingin tahu, kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab
v  Memunculkan nilai dan sikap kepahlawanan, kepemimpinan, dan inspirasi
v  Serta memunculkan sikap persahabatan dan kepedulian sosial, 

Sejarah dapat memberikan gambaran dan menjadi pedoman bagi suatu bangsa untuk melangkah pada kehidupannya dimasa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, setiap masyarakat atau bangsa di dunia memiliki sejarahnya sendiri-sendiri, walaupun tidak semua masyarakat atau bangsa meninggalkan peninggalan secara tertulis yang sampai kepada generasi penerusnya.
Dengan demikian, pelajaran sejarah menjadi sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Bahkan setiap bangsa berusaha menggali sumber-sumber sejarah dengan tujuan untuk mengetahui kehidupan bangsanya di masa lampau.
Secara khusus ada 3 manfaat kita mempelajari sejarah, yakni sebagai berikut :
Ø  Manfaat Sejarah Edukatif
Maksudnya adalah, sejarah (kisah/peristiwa yang lalu) menjadi pendidikan bagi yang mempelajarinya. Sehingga dia tidak terjebak melakukan kesalahan untuk kedua atau kesekian kalinya. Hal tersebut dapat terjadi apabila kita tidak sekedar menghapal sejarah, tetapi mengerti dan memahami.
Ø  Manfaat Sejarah Inspiratif
Maksudnya adalah Sejarah (kisah/peristiwa lalu) dapat menginspirasi seseorang atau kelompok untuk mengulang hal yang pernah terjadi atau dilakukan sebelumnya. Biasanya ini menyangkut kesuksesan atau tokoh-tokoh tertentu yang besar jasanya/dihormati seperti para nabi, tokoh kharismatik, dll. 
Ø  Manfaat Sejarah Rekreatif
Maksudnya adalah secara idealnya belajar sejarah itu menarik seperti kita berwisata ke masa silam. Hal ini tercapai bila sejarah dikemas sedemikian rupa, sehingga pembaca (yang mempelajari sejarah) seolah-olah mengalami kejadian di masa lampau tersebut (seperti bertemu dan berdialog dengan orang-orang sebelumnya). 

2.      Landasan Pendidikan Sejarah
Landasan Pendidikan Sejarah dilihat dari prespektifnya adalah :
·         Politik
Dunia politik realitasnya akan selalu lekat dalam dimensi kehidupan manusia. Perwujudannya akan selalu bisa ditemui dalam skala yang besar hingga skala yang terkecil. Tentu dengan tingkat variasi kajian yang berbeda antara satu dimensi dengan dimensi lain.  Sejarah politik yang menyedihkan dahulu, tidak boleh dijadikan landasan dalam politisasi pendidikan. Namun pengalaman sejarah politik itu adalah pengalaman yang sangat berharga untuk memulai berbangsa dan bernegara dengan melalui jalan yang benar.
·         Akademik
Peran akademis tersebut disesuaikan dengan psikopedagogis atau tingkatan materi yang diajarkan pada tahap dunia sekolah.  Contohnya, pada tingkat SD dalam mempelajari materi tentang Kemerdekaan Indonesia hanya dasarnya saja, karena disesuaikan dengan tahap kemampuan siswa sekolah dasar.  Selanjutnya, lebih rinci dijelaskan pada tingkat SMP atau SMA.  
·         Filosofi
Nilai Filosofi ini terbagi menjadi empat, yaitu:
a.       Rekonstruksi
Nilai filosofi yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi.
b.      Humanisme
Nilai filosofi yang berkaitan dengan hubungan seorang individu dengan individu lainnya dalam suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi. 
c.       Perenialisme
Nilai filosofi yang berkaitan dengan suatu pemikiran atau pandangan yang memandang bahwa keadaan saat ini lebih baik dari keadaan masa yang akan datang.  
d.      Esensialisme
Nilai filosofi yang berkaitan dengan pemaknaan suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi. 

3.      Tugas Sejarah Berkaitan dengan Waktu
Para sejarawan sepakat bahwa ilmu sejarah bertugas membuka peristiwa masa lampau atau waktu yang lalu umat manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupannnya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua hingga masa kini.  Tugas sejarah membuka masa lampau umat manusia mengandung pengertian bahwa, sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat yang terjadi di masa lampau.
Peristiwa pada masyarakat manusia dan masa lampau atau waktu yang lalu adalah sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia pada masa lampau bukanlah suatu peristiwa sejarah. Demikian pula dengan adanya peristiwa yang terjadi di masa sekarang belum menjadi sejarah. Dengan demikian konsep waktu menjadi sangat penting.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa waktu ada dan bagaimana waktu itu didasarkan pada kesadaran manusia, karena itu pula hanya manusia yang mempunyai sejarah. Sehingga manusia disebut sebagai zoon historikon.
Salah satu pengertian sejarah adalah ilmu tentang waktu di mana proses kelangsungan atau perjalanan waktu tersebut secara berkesinambungan. Dalam pandangan waktu seperti itu, maka secara implisit waktu mempunyai tiga dimensi, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Manusia menghadapi kenyataan hidup bahwa waktu bergerak terus menerus, maka secara eksak waktu diukur dengan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad.
Sedangkan istilah masa kini sebenarnya bersifat relatif, karena waktu berjalan terus menerus dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke tahun, dan seterusnya, di mana masa kini merupakan titik temu antara masa lampau dengan masa yang akan datang.
Peristiwa-peristiwa masa lampau, merupakan rangkaian peristiwa masa kini, dan masa yang akan datang, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah berjalan secara kontinuitas (berkesinambungan). Supaya waktu dapat dipahami, maka sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi adalah supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya, sehingga mudah dipahami. 
Misalnya, sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu Zaman Klasik, Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern.  Demikian juga sejarah Indonesia biasanya dibagi menjadi ke dalam empat periode, yaitu Prasejarah, Zaman Kuno, Zaman Islam, dan Zaman Modern. Tentu saja periodesasasi tersebut dibuat menurut jenis sejarah yang ditulis.  Misalnya, periodesasi sejarah politik akan berbeda dengan periodesasi sejarah ekonomi dan akan berbeda pula dengan sejarah sosial.




4.      Pendidikan Karakter dan Budaya
Tak dapat diabaikan bahwa perbuatan baik bersumber dari budi pekerti yang juga baik. Perbuatan baik akan mempunyai arti ketika selaras dengan nilai-nilai yang berlaku dalam budaya (bangsa). Seperti dalam kata pengantar yang dikutip dalam PBKB yakni, “Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara bangsa Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebajikan sehingga menjadi suatu kepribadian diri warga negara.”
Jadi, PBKB atau Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini adalah sebuah pikiran yang bersifat praktis dan diharapkan dapat dilaksanakan dalam suasana pendidikan yang berlangsung di sekolah saat ini. Pelaksanaan PBKB dalam poses pembelajaran di sekolah tidak mengubah kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya menghendaki sebuah sikap dan ketrampilan baru dari semua staf pendidik yang berlangsung secara terus menerus.
Perbedaan materi ajar dengan materi PBKB adalah materi ajar bersifat ‘mastery’, sebaliknya materi PBKB bersifat ‘developmental’. Artinya, materi PBKB menghendaki sebuah proses pendidikan yang cukup panjang dan saling menguatkan antara kegiatan belajar dengan kegiatan belajar lainnya, antar proses belajar di kelas dengan kegiatan kurikuler di sekolah dan di luar sekolah.
Oleh karenanya diperlukan sikap menyukai, ingin memiliki dan mau menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar bagi tindakan dalam perilaku kehidupan peserta didik sehari-hari merupakan persyaratan awal yang mutlak untuk keberhasilan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Proses pembelajaran Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dilaksanakan melalui proses belajar aktif. Sesuai dengan prinsip pengembangan nilai harus dilakukan secara aktif oleh peserta didik (dirinya subyek yang akan menerima, menjadikan nilai sebagai miliknya dan menjadikan nilai-nilai yang sudah dipelajarinya sebagai dasar dalam setiap tindakan) maka posisi peserta didik sebagai subyek yang aktif dalam belajar adalah prinsip utama belajar aktif. Oleh karena itu, keduanya saling memerlukan. (sumber: PBKB, Kata Pengantar)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar