Hakikat dan Peranan Model
Pembelajaran IPS
Model Pembelajaran IPS ialah
sebagai desain pembelajaran inkuiri (inquiry approach). Yaitu sebagai
sebuah metode mengajar yang berorientasi pada latihan meneliti dan
mempertanyakan, istilah ini sejajar dengan metode pemecahan masalah, berfikir
reflektif dan atau “discovery” (Hagen, 1969)
Welton dan Mallan (1988)
membandingkan istilah “inquiry” dengan metode pemecahan masalah (problem
solving) dan bahkan dengan hapalan/memori sebagai suatu perilaku dan
proses. Dalam konteks ini, masalah atau untuk memproses informasi.
Beyer (1971) menyatakan bahwa “inquiry
is one way of knowing” –suatu cara untuk mengetahui lebih lanjut, apabila
orang terkait dalam proses investigasi, berusaha menjawab pertanyaan, dan
berusaha memecahkan masalah secara berkelanjutan, maka orang-orang ini telah
melakukan proses inkuiri.
Jhon Dewey (1859-1952)
menyatakan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pengajaran telah menjadi
obsesi. Inkuiri merupakan salah satu
pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di
sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam
proses belajar-mengajar dipersekolahan.
Menurut para ahli, pendekatan
inkuiri merupakan upaya yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah kebosanan
siswa dalam belajar di kelas. Pendekatan ini cukup ampuh karena proses belajar
lebih terpusat kepada siswa (student-centred instruction) daripada
kepada guru (teacher-centred instruction).
Wesley (1950) menyatakan bahwa
guru yang baik haruslah memiliki metode yang baik, dan guru yang terbaik
ditentukan oleh metode yang dikuasainya. Lebih jauh, Wesley menyatakan bahwa
metode yang baik memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian
dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa.
Banks (1990) mengemukakan
pendekatan mengajar dalam IPS dengan menggunakan inkuiri sosial untuk
menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Namun tujuan utama inkuiri
sosial menurutnya adalah untuk membangun teori. Teori dapat digunakan untuk
memamhami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku masyarakat. Selain
itu, tujuan inkuiri sosial pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
memecahkan masalah-sosial
A. Memilih
Konsep-Konsep Dasar IPS
Nasution (1975), berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) ialah suatu program pendidikan yang
merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam
lingkungan alam fisik maupun lingkungansosialnya yang bahannya diambil dari
berbagai ilmu sosial seperti geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu
politik dan psikologi, sosial.
Selain itu dipilih materi
pelajaran yang sesuai baik di tinjau dari sudut kedewasaan anak didik maupun
dari sudut lingkungan fisik dan psikis anak didik.
Kosasih Djahiri (1978/1979) dalam memilih konsep yang
harus dikemukakan adalah :
- Penuhilah kebutuhan anak sebagai manusia
muda yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan.
- Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya
konsep IPS membina pengembangan aspek.
- Pengembangan dan pembinaan personal
1.
Penuhilah kebutuhan anak sebagai manusia muda yang sedang
berkembang dan memerlukan bimbingan.
¨ Pemiliharaan fisik
dan mental yang sehat.
¨ Pengakuan hak dan
kewajibannya sebagai manusia, warga masyarakat dan warga negara Indonesia yang Pancasilais.
¨ Bimbingan tentang
berbagai jenis dana cara okupasi (pekerjaan) bagi kehidupan yang layak dan baik
(agar berdikari).
¨ Bimbingan untuk
berfungsi sebagai warga keluarga yang baik serta sebagai calon pemimpin
keluarga yang harmonis bahagia.
¨ Bimbingan sebagai
konsumen yang cerdik dan ekonomis.
¨ Bimbingan dalam
berapresiasi seni dan budaya milik kepribadian Indonesia.
¨ Bimbingan hidup
kooperatif dalam kelompok dan masyarakat.
¨ Pengembangan cinta
bangsa, tanah air dan kemerdekaan Indonesia.
¨ Bimbingan cara
kerja dan penelaah/penelitian yang bersifat ilmiah (kearah selfhelp
dalam kehidupan kelak).
¨ Berbuat sebagai
anggota masyarakat yang berguna/bermanfaat.
2.
Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS
membina pengembangan aspek.
A. Peningkatan
kesadaran dan kemampuan diri pribadi dalam :
¨ Kewaspadaan diri,
sensitifitas dan sikap inkuiri.
¨ Keterampilan dalam
berinformasi, berfikir kritis, dan menyatakan pendapat.
¨ Hak dan tanggung
jawab dirinya serta kehidupan masyarakat.
¨ Sebagai warga
maupun sebagai pimpinan.
B. Peningkatan dirinya
sebagai warga negara yang mahir dalam melakukan hubungan sosial, antara lain:
¨ Bagaimana hidup
selaras, tepa salira, toleran, bergotong royong, kekeluargaan dan lain-lain.
¨ Bagaimana meningkatkan
rasa tanggung jawab dan kecintaan terhadap nusa bangsa, kekayaan dan potensi
alam Indonesia dan lain-lain.
¨ Bagaimana cara dia
membuat sesuatu keputusan yang baik dan penuh tanggung jawab.
3.
Pengembangan dan pembinaan personal
¨ Pertambahan
penduduk yang tinggi.
¨ Makin menurunnya
sumber daya alam.
¨ Menurunnya produksi
kebutuhan hidup manusia.
¨ Peningkatan
teknologi dan ilmu.
¨ Meningkatnya
urbanisasi.
¨ Meningkatnya
polusi.
Referensi : Bapak Ibnu Hurri, S.sos.
Referensi : Bapak Ibnu Hurri, S.sos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar