Apa itu individu?
Individu berasal dari kata in-dividere yang
berarti tidak dapat dibagi-bagi (Gerungan, 1981) atau sebagai sebutan bagi
manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan (Lysen, 1981). Individu
yang dimaksud adalah insan (manusia), Aristoteles berpendapat bahawa manusia
merupakan penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja
sendiri seperti kemampuan-kemampuan Vegetatif (makan dan berkembang biak),
kemampuan Sensitif (bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan
Intelektif (kecerdasan).
Lain halnya degan pendapat Descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materil. Akan
tetapi, Willhem
Wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang
berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini merupakan
konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama
dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak belainan. Jika dalam
kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi orang, sedangkan dalam Sosiologi individu menunjuk pada subjek yang melakukan
sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak, kebebasan, memberi
arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya
sendiri.
Dengan kata lain, individu adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang
melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki
keinginan, subjek yang memiliki kebebasan dan subjek yang memberi arti
(meaning). Pada pengertian idividu sebagai
konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang
berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep Objek tidak teralu berbeda jauh artinya dari
yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu, air dan semua benda umumnya. Secara
biologis, pengaruh gen yang diwariskan orang tuanya atau bahkan leluhur
sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran individu. Untuk melahirkan individu
yang normal, selain dipengaruhi oleh gen juga sangat tergantung pada kondisi
yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud
adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu.
Pertumbuhan
dan perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan
dari lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan
pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Nursid
Sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “Kepribadian
merupakan keseluruhan prilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara
potensi-potensi bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian
situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental-psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan”.
Pada
hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan sesama manusialain di dalam mejalani kehidupan.
Freedman (1962
: 112) menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang tidak dilahirkan dengan
kecakapan untuk “immadiate adaptation to environment” atau kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap lingkungan. Naluri manusia untuk
selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan-alasan sebagai
berikut:
- Keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia
lain disekelilingnya (masyarakat).
- Keinginan untuk menjadi satu dengan alam
sekelilingnya.
- Naluri manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya
disebut sebagai “gregariousness”.
Referensi : Bapak. ibnu Hurri, S.sos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar